Siti, Pembantu Yang Manis II

Keesokan harinya berlalu seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa, hanya aku melihat suatu perubahan sikap dan cara berpakaiannya, selalu memakai daster longgar tanpa BH kalau dia sedang di rumah dan hanya berpakaian pantas apabila dia pergi ke pasar atau disuruh isteriku ke warung. Hal ini mempermudah bagiku untuk menyentuh bahkan meremas susunya bila kebetulan aku lewat di dapur atau kalau dia membersihkan kamar tidurku, tentu bila tidak terlihat isteriku.Malam berikutnya aku diajak oleh isteriku beserta anakku yang masih bayi untuk menjenguk orang tuanya yang tinggal di Bogor tapi aku bilang aku agak lelah karena aku baru menyelesaikan tugas kantor yang agak memakan tenaga, jadi aku ingin istirahat di rumah. Akhirnya isteriku pergi bersama kakaknya sekeluarga ke Bogor. Tinggalah aku sendiri di rumah bersama Siti. Saat ini yang memang kutunggu-tunggu.

Setelah makan siang di rumah, aku mengantarkan isteriku ke rumah kakaknya, sebelumnya isteriku berpesan kepada Siti, "Siti, kamu jangan kemana-mana yaa, jaga rumah dan jangan lupa masak sayur lodeh untuk bapak. Itu makanan kesukaan bapak. Bapak nggak jadi ikut aku, dia ada urusan dengan temannya dan akan makan di rumah nanti malam," kata isteriku. "Iya Bu.." jawab Siti dengan hormat.

Setelah aku mengantarkan isteriku, aku pulang. Sampai di rumah kira-kira jam 18:00 kulihat makanan sudah siap di meja. Tapi Siti tidak terlihat olehku, kucari dia ke kamarnya. Pintu kamarnya tertutup lalu kubuka sedikit dan aku melihat dia sedang terbaring telungkup dan tangan kanannya di dalam celana dalamnya bergerak-gerak. Aku menelan ludah melihat adegan tersebut dan perlahan-lahan aku masuk. Dia belum menyadari bahwa aku sudah di dalam kamarnya.

"Siti manis.." aku berbisik dekat telinganya. Gerakannya berhenti dan dia membalikkan badannya sehingga wajahnya persis di depan wajahku.
"Bapaak.." jawabnya lirih dan langsung memeluk dan bibir kami berpagutan erat sampai aku terengah-engah dibuatnya.
"Saya kangen, Pak.." jawabnya lagi setelah melepaskan ciumannya sambil tersenyum sayu.
"Kangen sama siapa, Neng.." tanyaku menggoda dan tanganku mulai menyentuh susunya yang kenyal dan padat itu sambil memuntir putingnya. Dia mengerang halus dan manja. Tanpa banyak bicara aku mulai membuka kancing dasternya dan menciumi susunya yang amat kusuka, terus kukulum putingnya, nikmat sekali! Siti juga tidak tinggal diam, reitsleting celanaku dibukanya dan tangannya langsung masuk ke dalam celana dalamku, dia memegang dan meremas batang kejantananku.

Siti tertawa kecil sambil berkata, "Kok kecil Pak..?"
"Ayo kamu harus membuat dia besar dan tegang dong," jawabku.
Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, sambil batang kejantananku masih dipegangnya kubuka baju dan celanaku, kemudian kubuka juga dasternya. Aku menelan liurku melihat susunya yang montok. Langsung kucium dan kujilat putingnya yang berwarna merangsang dan tambah keras.

"Pak.. saya mau seperti kemarin lagi, enak Pak," katanya lagi sambil mengocok batang kejantananku yang semakin tegang. Kurebahkan dia dan kupeluk sambil mencium bibirnya, terus turun ke susunya, kuisap putingnya yang merah kecoklatan. Siti mengerang halus sambil mengelus kepala dan punggungku tanda nafsunya meningkat. Ciumanku terus turun ke perutnya, pusarnya sampai ke pangkal pahanya. Disitu aku berhenti sejenak sambil mengintip ke arah wajahnya. Siti menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri. Perlahan-lahan aku turun ke arah kedua pangkal pahanya dan dia membuka kedua pahanya sehingga aku bisa melihat liang senggamanya yang berwarna merah muda disertai bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Aku mulai dengan mencium serta menjilat bibir kemaluannya terus ke arah klitorisnya, dia menggelinjang sambil mengerang nikmat tanda nafsunya memuncak, Siti juga memegang kepalaku dan menekannya erat-erat. Sementara tangan kananku ikut mengocok batang kejantananku agar cukup tegang. Kurasakan liang senggama Siti basah dan kujilati dan rasanya, "Hmm.. nikmat sekali.." dengan rasa serta bau yang khas wanita kampung.

"Paakk.. saya nggak tahan, Paak.." kudengar bisikannya.
Aku naik ke atas tubuhnya dan kuarahkan batang kejantananku ke bibir kemaluan Siti, terus kutempelkan sambil mengelus klitorisnya dengan kepala kejantananku.
"Pelan-pelan Paak.. saya udah lama nggak main," katanya dengan lirih.
"Iya Ti, aku akan masukkan pelan-pelan.. tahan yaa.." jawabku sambil nafasku mulai memburu.
Kumasukkan batang kejantananku ke liang senggamanya, terasa sempit. Kudorong pelan-pelan, masuk kepalanya.
"Ooohh.. pelan-pelan Paakk.. sakit, tapi terus Paak..!" desahnya lagi.
Aku merasakan liang senggamanya makin basah dan kudorong terus, rasanya tambah licin, kurasakan liang senggamanya berdenyut-denyut, "Edan betul ini perempuan!!" aku tersadar sejenak dan ingat bahwa dia orang Ciamis dan perempuan-perempuan Ciamis banyak yang terkenal dengan permainan seks-nya yang menggairahkan, mungkin Siti juga expert dibidang ini.

Pelan-pelan batang kejantananku masuk sampai akhirnya terasa kepalanya menyentuh dinding bagian dalam liang senggamanya. Sambil memeluknya dan menciumi susunya serta mengulum putingnya aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur seirama dengan goyangan pantat Siti yang gempal dan kenyal itu. Siti mengerang-erang halus.

"Masih sakit Tii.. ngga kan?" aku bertanya sambil mencoba mempertahankan nafasku yang mulai menderu-deru tanda bahwa nafsuku mulai mendekati puncaknya. Dia menggelengkan kepalanya. "Mmmff.. oohh.. aahh.. enaak Paakk.." sambil terus mengerang-erang kenikmatan. Kurasakan lagi liang senggamanya memijit batang kejantananku setiap kutarik pantatku seolah-olah Siti tidak mau batang kejantananku keluar sedikitpun dari lubang kenikmatannya. Aku merasa tidak tahan lagi mungkin karena aku begitu bernafsu untuk menggelutinya sejak dari awal, terasa liang senggamanya makin basah dan cengkramannya pada leher serta kepalaku makin kuat.

Tiba-tiba dia berteriak kecil dan menggigit pundakku pelan tapi membuatku kaget disertai dengan kedua kakinya yang melingkari pinggangku, kedua pahanya menjepit dengan keras. "Ooohh.. mmff.. aahh.. Paakk.. mm.." tidak ada yang dapat dia katakan saat itu, dan aku tahu pasti dia mencapai orgasme yang hebat. Aku terus menggoyangkan pantatku dan mempercepat karena aku merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa, batang kejantananku di dalam liang senggamanya berdenyut-denyut, tak tahan lagi aku. "Tii.. aakuu keellauuar.. Tii.." Kurasakan desakan hebat dan nikmat betul di batang kejantananku dan dengan dorongan pantatku ke dalam membenamkan batang kejantananku di liang senggamanya, kusemprotkan spermaku kira-kira mungkin 5-6 kali. Kupeluk Siti dan kucium bibirnya dan kami berdua berpagutan sampai klimaks orgasme kami selesai. Mungkin lebih kurang 5 menit kami berpagutan seolah-olah tidak akan terlepaskan.

Akhirnya kulepaskan pagutan serta pelukanku sambil memandang Siti yang terlihat puas dengan apa yang terjadi. Batang kejantananku masih terbenam dalam di liang senggamanya yang terasa banjir oleh sperma kami berdua.
"Gimana Ti..?, enak.. Kamu puas kan..?" tanyaku lembut.
Dia tersenyum mengangguk sambil memegang pipiku, "Iya Pak, selama kawin saya nggak pernah merasa enak seperti tadi, Paak.. oohh?" jawabnya sambil bermain dengan bibirku di tangannya.
"Saya nggak pernah digituin itunya pake lidah seperti yang Bapak tadi lakukan.." jawabnya dengan bahasa yang kumengerti bahwa dia tidak cukup mengecap sekolah lanjutan.
"Apa itunya yang digituin sama lidah saya..?" kujawab lagi mengikuti sambil tersenyum.
"Iiih Bapak.. jangan banyol aahh.." katanya lagi.
"Ti.. aku mau lagi Tii, kamu masih mau nggak..?" tanyaku sambil mempermainkan puting susunya yang membuatku terangsang lagi dan kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut lagi mulai tegang di dalam liang senggamanya.
Siti mengangguk sambil tersenyum, terlihat deretan giginya yang putih bersih dan dia berkata, "Mau aja Pak, tapi saya mau juga gituin punya Bapak.. boleh kan?"
"Punya saya mau digituin..? digituin bagaimana..?" tanyaku menggoda.
"Iiih Bapak, banyolan teruus..diisep, dijilatin seperti punya saya dijilatin, diisep sama Bapak.. enak sih." jawabnya lagi sambil tertawa kecil manja.
Aku menggangguk, "Boleh, nanti aku ajarin caranya, jangan seperti kemarin.. aku kurang puas yaa.."

Aku bangun berusaha melepaskan batang kejantananku tapi Siti menahanku sambil tersenyum seolah-olah dia masih ingin menikmati batang kejantananku di dalam liang senggamanya yang agak sempit tapi nikmat. Tidak terasa aku melihat jam tanganku sudah jam 19:00, jadi dari awal sampai selesai 1 jam lamanya, lama juga ya.

Akhirnya dia melepaskanku dan berdua kami telanjang bulat menuju kamar mandi tanpa khawatir dilihat orang atau tetangga karena di rumah hanya kami berdua dan hari sudah malam. Di kamar mandi kami saling menyiram dan membersihkan badan kami terutama batang kejantananku dan liang senggama Siti. Kusentuh liang senggamanya sambil kusiramkan air dan sebaliknya Siti juga membersihkan batang kejantananku sambil dibelainya dengan lembut. Nafsuku bangkit kembali dan kubelai klitorisnya sambil mencium bibirnya yang sexy itu dan dia memelukku sambil mendesah-desah kecil tanda nafsunya pun mulai bangkit. Cepat-cepat kami mengeringkan badan dan dengan lembut kami berciuman lagi sambil berjalan menuju kamarku.

Kududukan dia di tempat tidur lalu kuambil tangannya dan kugenggamkan pada batang kejantananku. Dia melihat ke arahku sambil menciumi batang kejantananku perlahan-lahan. "Ti.. kamu jilat di sekeliling kepalanya, baru diisep, terus kulum sampai dalam yaa.." kataku sambil membelai pipinya yang lumayan halus. Siti melakukannya apa yang kukatakan dan aku merasakan nikmat batang kejantananku dikulum dengan lembut, "Gila ini pembantu.. udah mulai mengerti permainan blow job!!"

Sambil batang kejantananku masih dikulumnya, kurebahkan dia dan aku berbalik dengan posisi dia di atasku dan kutarik pahanya sehingga liang senggamanya tepat di atas wajahku. Benda nikmat itu kubelai, kucium labia pinggirnya dan akhirnya klitorisnya kukulum dan kugigit-gigit kecil dengan lembut, lidahku masuk ke dalam liang nikmat yang langsung basah akibat permainan lidahku. Siti menggelinjang saat lidahku masuk ke dalam liang nikmatnya itu sambil mendesis karena batang kejantananku yang makin tegang dan keras masih berada di dalam mulutnya.

Beberapa saat kami melakukan foreplay sampai akhirnya kedengaran dia mengerang-erang, "Paakk.. ayo doong, saya pengen dimasukin lagii, Paak.." katanya. Kubalikkan badannya sehingga dia berada di atasku yang terlentang dan kupegang batang kejantananku yang sudah siap tempur itu sambil mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah basah. "Kamu belum pernah kan dengan cara seperti ini?" tanyaku. Dia hanya menggelengkan kepala sambil membenarkan posisi kakinya diantara pinggangku. Kemudian dengan tangan kiriku kutekankan pinggulnya yang padat sehingga batang kejantananku masuk dengan mulus ke dalam liang senggamanya dan dia langsung menutup mata sambil menjatuhkan badannya ke arahku.

"Aaaww Paak.. eenaak.." Dia menciumku dengan ganas kali ini dan mulai menggerakkan pantatnya naik turun. Siti melepaskan ciumannya dan bertopang tangan di dadaku sambil tetap meggoyangkan pantatnya naik turun. Tanganku juga tidak tinggal diam, memegang kedua susunya yang putih montok sambil memutar-mutar putingnya yang merak kecoklatan, Siti mulai menjerit kecil tanda dia mulai hampir orgasme. Terasa olehku liang senggamanya makin basah dan berdenyut memijiti batang kejantananku, gerakannya makin cepat dan tidak beraturan dan akhirnya dia menjatuhkan dirinya lagi ke arahku sambil memeluk dan menjerit kecil serta menggigit bahuku tapi kutahan kepalanya agar jangan terlalu keras menggigit bahuku agar tidak berbekas, nanti bisa jadi pertanyaan nyonya rumah kalau kelihatan merah.

Beberapa saat dia mengejang merasakan kenikmatan orgasme. Kembali kubalikkan badan kami berdua supaya batang kejantananku tidak lepas dari liang senggamanya. Sekarang posisiku di atas, entah kenapa aku amat menyenangi posisi konvensional ini dari pada macam-macam style seperti doggy, samping, belakang dlsb.

"Gimana rasanya Ti..?" Aku bertanya sambil kukecup bibirnya.
"Enak sekali Pak, Siti belum pernah kaya gitu.. Bapak belum keluar yaa?" aku hanya menggelengkan kepala. Dia membalas kecupanku dan menggoyangkan pantatnya, aku langsung memberi respon dengan mulai menggoyangkan pantatku naik turun dan sekali-sekali kuputarkan seperti di BF yang kupernah tonton. Siti mengerang lirih, kedua kakinya dilingkarkan dan menjepit ke pinggangku dan aku pun mulai merasa kenikmatan batang kejantananku yang mulai berdenyut, kukecup bibirnya, turun ke susunya, kuhisap putingnya dengan nafsu yang tinggi, dia menjerit kecil waktu putingnya kugigit dengan gemas.

Beberapa saat pahanya menjepit pinggulku dengan keras dan menarik mulutku dari putingnya dengan agak kasar dan menciumku dengan ganas. "Paakk.. saayaa.. ngg.. enaakk.. keluaarr laagii.. Paak!" jeritnya perlahan. "Aku juga Tii.. oohh.." kupeluk dia dengan erat sambil merasakan denyut di kepala kejantananku yang sudah tidak tahan, akhirnya kusemburkan spermaku ke dalam liang senggama Siti. Kami berdua tergeletak lemas di atas tempat tidurku yang sudah tidak karuan lagi bentuk sepreinya. Malam itu kami lalui berdua, sampai subuh kusetubuhi Siti sampai 4 kali keluar spermaku, entah berapa kali dia keluar.

Demikianlah aku dan Siti melakukan hubungan seks, selingkuh atau apapun namanya dengan nikmat tanpa ketahuan isteriku selama 2 tahun dan kami menikmatinya dengan asyik dan aku juga memastikan untuk memberikan Siti obat anti hamil supaya jangan terjadi hal-hal yang tidak enak.Masuk tahun ketiga Siti bekerja di tempatku, dia pamit pulang kampung dengan janji akan kembali, tapi nyatanya dia tidak pernah kembali. Isteriku mencoba mencari tahu dari teman-temannya yang bekerja di tempat adik isteriku dan mereka mengatakan Siti sudah kawin lagi dan hidup dengan suaminya yang kedua di Lampung. Aku benar-benar terkesan dengan keluguannya dalam berhubungan seks dengannya.
Itulah pengalamanku dengan pembantuku yang manis asal Ciamis.

TAMAT



----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh

7404

21Tahun.Sextgem.Com